Apa yang
kutulis ini bukan sebuah upaya penceritaan pertandingan sepakbola, lari
estafet, atau volli pantai, apalagi kontes bikini. Kurasa dunia ini tersusun atas komik, sepertinya, ketika aku terjaga. Kini para
jagoan Liga Nusantara sudah tak tampak batang hidungnya, betul-betul sudah lama sekali. Sehingga segala urusan melawan kejahatan sudah ditangani
kembali oleh pihak yang terkait dan berwenang, dalam hal ini bisa siapa saja
berdasarkan aturan setempat yang berlaku. Tetapi kerja mereka memang lambat dan bertele-tele. Hal ini membuat semua warga merindukan kehadiran superhero
jagoan nusantara yang tiada terkalahkan oleh para penguasa kejahatan yang
melakukan kejahatan kapan pun dan di mana pun.
Sehingga
di sini sepertinya telah menjadi puing-puing peradaban, aha mungkin ini terlalu
berlebihan, tidak seperti itu, mungkin hal itu bisa dibaca di komik lainnya
terbitan DC, Marvel atau Elex Media barangkali. Di sini, dunia mulai dikuasai
oleh kartel sembako, segala upaya keji dengki tipu muslihat manipulasi tanpa
ampunan mereka lakukan, sehingga membuat kesengsaraan terus menerus tiada hentinya
kepada segenap masayarakat. Sebuah kartel yang tak hanya diketahui oleh
kabar dari angin, semut berbisik, ataupun gajah menjerit, sehingga semuanya
terasa makin menghimpit.
Pasar yang ramai oleh pedagang maupun pembeli, adalah tempat di mana sangat
terasa terjadinya perubahan akibat kartel sembako. Meski harga
melambung tinggi, tetapi keramaian itu seakan tak akan pernah sirna. Seperti semut-semut berpesta pora mengerubuti gula, aduh manisnya.
“Mengapa akhir-akhir ini harga semakin melambung
tinggi ya?” kata seorang dari pasar sambil mengangkut
sesuatu di karung yang digendongnya.
“Apa karena Gundala sudah tidak ada?” sergah seorang yang lewat di depan pengangkut
sesuatu itu sambil berlalu begitu saja.
“Ah, Ludah Beracun itu sudah merajalela, itu kan
dedengkot dari kartel sembako, pasti Gundala telah diracuni oleh ludahnya,
sehingga keadaannya seperti ini,.” penjual tomat berkata sambil merapikan kembali
tomatnya yang sudah berjejer rapi.
“Seandainya Gundala meringkus kartel sembako,
pasti orang yang tergabung di situ sudah dijadikan perkedel!” semua pedagang di pasar itu seperti serempak
membuat paduan suara dengan pernyataan tadi..
Cerita ini
belum akan menceritakan kesaktian Gundala dan Liga Nusantara. Barusan tadi
masih seputar kejadian di pasar. Siapa itu para Liga Nusantara, dan apa pula
kesaktiannya, ada baiknya ikutilah dengan saksama.
Berpuluh
tahun yang lalu, tepatnya tidak tahu, ada sebuah proyek rahasia yang dijalankan
oleh para gerilyawan. Bukan sekadar kanuragan. Proyek itu menjadikan Kapten
Nusantara kebal senapan. Kapten Nusantara tentu tiada lawan. Siapalah itu
Kapten Nusantara? Tentu ia adalah gerilyawan yang terpilih diantara
gerilyawan-gerilyawan yang ada. Sehingga ia menjadi ahli dalam pertempuran dan
penyergapan. ”Merdeka, hidup Indonesia!” begitulah pekikannya yang melegenda. Itulah sebabnya mengapa kesuksesan dalam pertempuran
dan penyergapan berdatangan.
Hal ini
tentu disebabkan para lawan telah memiliki juga pasukan siluman yang kebal
senapan. Tentu ini ada hubungan dengan kesuksesan pembentukan Kapten Amerika di
era perang terdahulu, sehingga kabar itu berkembang hingga ke seluruh pelosok
nusantara, sungguh tiada terkira. Karena di sini juga tidak ketinggalan dalam
hal ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dari itu Kapten Nusantara diciptakan.
Kapten Nusantara tidak membawa tameng di tangan kirinya seperti yang Kapten
Amerika lakukan, tetapi senjata rahasia yang mematikan. Di setiap pertempuran
gerilyawan, Kapten Nusantara selalu ada, karena memang dapat berpindah cepat
antara pulau satu dengan pulau lainnya..
“Yang paling kuingat adalah ketika Kapten Nusantara
melawan Kapten Koloni,” kata salah seorang veteran. Dengan kehebatan
Kapten Nusantara yang dapat diandalkan, pertempuran terjadi berhari-hari hingga
berbulan-bulan. Saling baku hantam dan tembak senapan tak terelakkan, dan tak
lupa saling tipu--salah satu terlihat kalah tapi
setelah lengah kemudian dibelah. Hingga memang takdir dan atas rahmat dari
Tuhan bahwa Kapten Nusantara harus memenangkan pertempuran.
Karena perang telah selesai dan kemenangan ada di pihak kita, dan karena Kapten Nusantara memang aset berharga pemerintah Indonesia, maka dilakukanlah
pembekuan sang Kapten Nusantara dan dipetieskan, tentu ini lebih canggih dari
ikan cakalang di dalam boks pendingin. Pemimpin proyek pembekuan itu berujar, “Semoga setelah ini, kamu bernama Kapten
Indonesia!” sebelum menutup pintu abadi di dalam pendingin
itu.
Hingga pada generasi berikutnya hadir Gundala: Sang Putra Petir. Inilah saatnya petaka sesama
bangsa sendiri dimulai. Selain membasmi kejahatan
di bumi pertiwi, menumpas peredaran narkoba di penjuru negeri, tetapi ditinggalkan
oleh kekasih tercinta, Gundala yang cendekia berhasil menghimpun
superhero jagoan senusantara dan kemudian membentuk Liga Nusantara.
Tapi saat ini mereka telah uzur dan menghilang, ditambah kebijakan yang
meminggirkan Liga Nusantara. Sudah cukup lama mereka menghilang dan pergi tanpa
pesan. Kami semua merasa rindu sekaligus bertanya apakah mereka masih ada. Cucu
dan cicit bangsa ini tentulah kurang mengenal mereka, karena memang kena pukau
oleh jagoan superhero dari seberang. Mereka seperti artefak yang tak dikenal dan
tak berguna.
Kabar
terkini adalah munculnya akun twitter dan facebok dengan nama
savegundala dan juga savekaptennusantara. Sebuah upaya untuk menyelamatkan
Gundala dan Liga Nusantara dari unsur politik yang telah meminggirkan superhero
jagoan nusantara. Tapi rupanya hanya sedikit yang meresponnya, secuil yang
menjawil.
“Iya, Gundala sudah lama sekali ya tak bersua.”
“Saya tahu, seseorang entah siapa telah
berkonspirasi untuk menyingkirkan jagoan nusantara terutama Gundala supaya
ditelan oleh keganasan persaingan dan pasar bebas.”
“Huh, ini pasti konspirasi... .”
“Hush, hati-hati bacotmu!”
“Tuh lihat, ada coretan di dinding!”
Gundala yang berlari secepat kilat,
Apakah kau masih di sana?
Barang siapa pun, Gundala, Kapten Nusantara,
semua superhero dalam Liga Nusantara.
Cepatlah, segera tumpas kartel sembako, buatlah
mereka jadi perkedel.
Sepertinya
upaya menghadirkan kembali para superhero jagoan sudah tidak tertahankan,
kerinduan akan kehadiran superhero jagoan kian membuncah. Saat ini sepak terjang Kartel sembako semakin
merajalela, sehingga semua harga semakin melambung tinggi. Ada kabar bahwa
salah satu kepanjangan tangannya yaitu Ludah Beracun telah menawan dan
menyembunyikan bahan-bahan pokok di suatu tempat tersembunyi dimana tak seorang
bisa mengaksesnya.
Ludah Beracun, yang merupakan salah satu kepanjangan Kartel sembako, tidak akan
terkalahkan dengan mudah. Setiap pembela kebenaran dan keadilan yang berasal
dari penegak hukum jujur ternyata dapat dengan mudah kena serangan maut,
tendangan maut, pukulan maut, hingga terkapar tak sadarkan diri.
Pada saat
itulah terjadi peristiwa yang tak terduga. Tiba-tiba Ludah Beracun pun lidahnya
bukan hanya kelu, tetapi telah babak belur diserbu oleh seseorang yang tak
dapat diketahui dengan jelas. Seharusnya ada yang dapat mengabarkan peristiwa
itu dengan cepat, tetapi peristiwa itu tanpa terasa telah terjadi.
Tahu-tahu si Ludah Beracun sudah terkapar tak berdaya begitu saja. Didekatnya terkuak rahasia letak bahan-bahan pokok yang mulai menghilang yang kalaupun ada maka tak terkira harganya di pasaran.
Semua bahagia, karena hal itu sebuah tanda para superhero
jagoan akan segera menampakkan diri lagi. Namun semua masih menunggu dengan
harap-harap cemas, karena Kartel Sembako belumlah dapat dibuat menjadi
perkedel. Baru terjadi di tingkat kepanjangan tangan dari Kartel sembako itu,
yaitu Ludah Beracun.
Harapan
warga mulai tumbuh kembali, Kartel Sembako yang menggerogoti mulai dapat
digigiti meski baru langkah awal saja.
Sekaranglah
saatnya: Gundala, Kapten Nusantara, dan Liga Nusantara. Sudah saatnya.
0 comments:
Posting Komentar