Selasa, 01 Oktober 2013

- Leave a Comment

Deathnote: Kira Death

Oleh: Apendi

(Sumber gambar: manga.about.com)

Pemuda itu tengah menuliskan sejumlah nama di diary hitamnya ketika bel pintu berdering memanggilnya. Dengan enggan, dia menyimpan buku itu di tempat rahasia yang aman, menguncinya dan membuka pintu rumah. Seorang pegawai negeri yang memakai pakaian dinas menyapanya, ”Yagami Raito?”
”Ya, saya sendiri.”
”Saya Fujimoto dari bagian catatan kependudukan dari kantor distrik. Saya mengantar Ikigami untuk anda. Ini surat buktinya, silakan diperiksa.”
Andaikan Kira terkejut, dia tidak memperlihatkan perasaan itu sedetik pun.
Dia memeriksa beberapa file dan selembar kartu yang memuat foto wajahnya beserta waktu kematiannya. 12.00 AM.
”Maaf, tolong tanda tangani di sini!” Fujimoto membuyarkan lamunannya.
Kira menandatangani berkas itu dengan tenang dan masuk ke rumah setelah selesai tanpa berkata apa-apa. Untuk pertama kalinya Fujimoto mengantarkan Ikigami pada seseorang yang tak memperlihatkan raut wajah terkejut, senang atau pun sedih.

Sisa waktu  23. 59. 59

”Siapa tadi itu Light?” tanya ibunya.
”Ah, bukan siapa-siapa. Hanya menanyakan alamat.”
”Oh. Hei, Light, mau ke mana? sebentar lagi makan siang sudah siap.”
”Aku mau kembali ke kamar untuk belajar. Banyak tugas yang harus diselesaikan. Tolong jangan ganggu aku!”
Kira memasuki kamar dan mengunci pintunya. Setelah itu—
Sialan! Kenapa aku?!” dia membanting barang dan merusak beberapa perabotan. Cermin di meja belajarnya yang tak pernah berbohong memantulkan seraut wajah Iblis yang menderita.
”Light, kau tidak apa-apa?”
”Tidak ada apa-apa, Bu. Hanya terpeleset!”

Sisa waktu  23. 55. 00

”Huhuhu... sepertinya ada kejadian menarik! Raito mau kau jelaskan padaku?” tanya Ryuku. Kira tidak mempedulikan permintaan atau keberadaan Ryuku. Dia hanya terduduk frustasi sambil menjambak rambutnya dan tenggelam dalam pemikirannya. 
   Ikigami. Sialan, kenapa aku!? Fujimoto—biar kubunuh dia dulu sebelum aku mati. Tidak, tunggu! Tenang. Selama ini aku tak pernah menggunakan Deathnote untuk kepentingan pribadiku. Selain itu, jika aku membunuh pengantar Ikigami, L akan curiga dan jelas akan melacak Ikigami siapa yang diantar sebelum Fujimoto mati terkena serangan jantung. Aku tidak boleh membunuhnya dan aku tidak boleh kalah dari L walaupun hidupku tinggal sehari. Apa kubunuh saja L? Aku tidak rela mati begitu saja! Biar kuajak L ke alam baka. Ya! Tapi aku tidak bisa memastikan apakah L bekerja seorang diri atau tidak. Bisa jadi ada L-L lain yang akan menggantikannya. Lagipula aku tidak mengetahui nama aslinya sedangkan Misa lupa ingatan karena melepaskan hak kepemilikan Deathnotenya. Sialan! Haruskah aku mati tanpa pernah mengetahui identitas musuhku? Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?

Sisa waktu  22. 30. 00

L sedang duduk dengan posisi favoritenya sambil menggigit jari-jarinya. Secangkir kopi hangat dan camilan manis bertebaran di meja kerjanya. Monitor di layar menampilkan berbagai rekaman sejak terbunuhnya agen FBI, penyadapan di rumah Raito, penyekapan Misa dan pengurungan Raito atas kehendaknya sendiri. Lain dari biasanya, hari ini dia tampak gugup—setidaknya itulah yang dirasakan oleh Yagami-San.
   Informasi ini memang sangat rahasia namun berkat Watari yang menyampaikannya secara pribadi, aku mengetahui bahwa hari ini Light Yagami mendapatkan Ikigami. Ikigami diantarkan oleh pegawai yang bernama Fujimoto pada jam 12 siang. Jika benar, Light Yagami adalah Kira, saat ini hatinya pasti sedang galau. Ini saat yang tepat untuk menangkapnya. Tapi jika Light adalah Kira, dia tidak akan berbuat kecerobohan pada detik terakhir sekalipun. Tergesa mungkin tapi ceroboh tidak. Sebaliknya, tekadnya untuk membunuhku pasti semakin membesar. Bagaimanapun Kira bersifat kekanak-kanakan dan tidak akan pernah mau kalah. Ini gawat! Lebih dari nyawaku—

”Ryuzaki, ada apa?” tanya Yagami-San. L memandang orang yang diduga sebagai ayah Kira dengan tatapan yang dramatis. Light Yagami sepertinya belum atau tidak akan pernah memberitahu tentang Ikigami pada Yagami-San ataupun keluarganya. Kira atau bukan, dia lebih baik meninggalkan dunia ini sendirian dibandingkan harus betangis-tangis bersama keluarga di saat terakhirnya. Jika dia Kira, dia pasti akan berusaha menemuiku dan membunuhku setelah membaca nama dari wajahku.
”Tidak ada apa-apa. Yagami-San?”
”Ya?”
”Aku mempunyai sebuah hipotesa. Maukah anda melakukan sesuatu untukku?”
”Selama itu untuk menghentikan Kira, apa saja akan kulakukan!”
”Jangan terlalu yakin dulu. Permintaan ini mungkin sangat berat bagi anda tapi hanya anda yang mampu melakukannya”
”....”

Sisa waktu  22. 00. 00

”Ryuku!” panggil Raito.
”Ya?”
”Apa benar aku akan mati esok pada jam 12 siang?”
”....”
“Jadi benar, ya?”
”Bukan begitu. Aku hanya tidak mampu menjawab pertanyaanmu. Kau sudah tahu seorang shinigami tidak bisa membocorkan rahasia mengenai sisa hidup pemegang Deathnote karena tidak tahu apa yang akan dilakukannya jika si pemegang mengetahui sisa waktunya.”
   Benar. Jika L mengetahui aku mendapatkan Ikigami, dia mungkin akan menghentikanku dengan segala cara karena takut apa yang akan kulakukan pada detik-detik terakhirku ini. Aku akan mati tapi aku menang! (Kira tersenyum Iblis).
”Terlambat, Ryuk! Orang yang datang tadi adalah pengantar Ikigami. Kartu ini disebut Ikigami yang memberitahukan pada penerimanya bahwa dia akan meninggal 24 jam kemudian. Jadi apa bedanya sekarang apakah aku mengetahui sisa waktu hidupku atau tidak? Kartu ini sudah memberitahukannya. Ikigami belum pernah meleset dan salah orang. Bagaimanapun, posisiku sekarang adalah sebagai pemegang Deathnote yang mengetahui sisa hidupnya. Mau tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya?”
”Hoooo... ini menarik!” Ryuku tersenyum puas. ”Aku jadi tidak sabar menanti.”

Sisa waktu  21. 00. 00

”Gawat, televisi memberitakan bahwa para penjahat dari seluruh dunia meninggal terkena serangan jantung dalam waktu dekat ini!” teriak Matsuda mengabarkan.
Yagami-san terpana. ”Ryuzaki, bagaimana kau bisa mengetahui hal ini?” tanyanya.
   Dia menantangku. Sekarang, 99,99999% aku yakin Light Yagami adalah Kira. Aku tidak mempunyai bukti untuk menangkapnya. Dia menantangku untuk menghentikannya bagaimana pun caranya dan dia akan menang. Bagaimana ini? Nyawa manusia lebih berharga dibandingkan egoku. Tapi membunuhnya sama saja kalah. Masih ada kemungkinan Kira yang asli mengetahui tentang Ikigami dan kecurigaanku pada Light, lalu melakukan pembunuhan besar-besaran ini untuk memperbesar rasa curiga itu. Kemungkinan itu di bawah 1% tapi tetap ada. Jika aku membunuh Light sementara dia bukan Kira, maka aku kekurangan tenaga dan otak untuk menangkap Kira. Dan kalau aku melakukan kesalahan fatal itu, aku tidak pantas lagi mengejar Kira dan dapat dibilang aku sudah kalah.
”Ryuzaki, korbannya sudah mencapai seratus orang dan terus bertambah! Kita harus menghentikannya!” Aizawa terlihat panik.
”Yagami-san, Aizawa, Matsuda, dan Mogi, kemarilah aku ingin bicara!” perintah L.

Sisa waktu  20. 40. 17

Bagaimana L? Apa yang akan kau lakukan? jika kau tidak menghentikanku, korban akan terus bertambah. Aku tak mempunyai waktu untuk menuliskan waktu kematian dan sebab kematian penjahat yang kubunuh tapi ada beberapa yang kusiapkan agar rencanaku berjalan dengan lancar. Setelah ini aku akan menemuimu dan membunuhmu.

Sisa waktu  20. 19. 23

”Menelepon anakku dan mengurungnya kembali? Apa maksudmu Ryuzaki! Kau masih mencurigai anakku sebagai Kira?” Yagami-san berteriak emosi.
”Tidak, bukan mengurungnya di dalam suatu tempat. Melainkan membiarkannya tetap di sini dan tidak boleh keluar lagi dari tempat ini sebelum jam 12 siang esok. Selain itu dia harus digeledah dan tidak diperkenankan memegang alat tulis dalam bentuk apa pun. Kita tahu Kira membunuh korbannya dengan Deathnote dan jika dugaanku benar bahwa Light Yagami adalah Kira, aku akan mati dalam waktu dua puluh tiga hari setelah aku dan Light bertemu lagi. Itu tentu kalau dia menang dan berhasil menuliskan namaku.”
Matsuda, Aizawa dan Mogi tampak terkejut dan tidak mengerti.
”Tolong jelaskan, Ryuzaki! Jika Raito-kun adalah Kira, bagaimana dia bisa mengetahui nama aslimu sedangkan kami sendiri pun tidak tahu.”
”Ya, walaupun shinigami pemilik buku Deathnote yang berhasil kita temukan tidak banyak membantu, aku menduga seperti Kira kedua, Kira pertama juga dapat mengetahui nama seseorang dengan hanya melihat wajahnya. Tapi mungkin untuk mempunyai kemampuan khusus seperti itu, Kira harus merelakan sesuatu yang terlalu berharga sehingga dia menampik kemampuan tersebut. Benar, kan, shinigami?” L bertanya pada Rem.
”Kalau kau sudah tahu, aku tidak perlu menyembunyikannya lagi. Kemampuan itu disebut mata shinigami.” jawab shinigami Rem.
”Selain itu, kondisinya sekarang berbeda dan Kira akan melakukan apa pun untuk mempunyai kemampuan itu.”
”Kira! Kira! Kau berbicara seolah Light-kun sudah pasti Kira!” protes Matsuda.
L mengaduk cangkir kopinya. ”Hal itu akan kita ketahui setelah 23 hari dari sekarang Matsuda-san. Apakah aku akan mati atau tidak.”
Dikurung? pikir Yagami-san. Jam 12 siang esok? 23 hari lagi? Mata shinigami? Sesuatu yang berharga
Yagami-san tampak pucat. ”Ryuzaki, tolong jawab dengan jujur! Apakah anakku akan mati esok?”
Aizawa, Mogi, dan Matsuda tampak terkejut dengan pertanyaan itu.
”Anda memang cerdas Yagami-san.” Kata L dengan mulut penuh kue cake. ”Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Lagipula hanya Raito-kun yang berhak memberitahukan sisa hidupnya pada Anda dan keluarganya.”
”Sisa hidup?” Aizawa dan Matsuda berseru serempak. ”Apa maksudmu, Ryuzaki? Apakah Raito-kun sudah dikendalikan Kira?”
”Tidak, bukan!” Yagami-san yang menjawab. ”Jika anakku bukan Kira, Kira yang asli merasa tidak ada gunanya membunuh anakku karena dia membantu mengalihkan perhatian L pada dirinya. Lagipula, jika Kira sudah menuliskan nama anakku di dalam Deathnote yang lain, kurasa dia tidak akan berbaik hati memberitahu sisa hidup Light.”
”Lalu apa, Komandan?” tanya Matsuda.
”Tampaknya anakku mendapatkan Ikigami.”
Ketiga anak buahnya terkejut. ”Benarkah itu, Ryuzaki? Aizawa meminta konfirmasi.
”Ryuzaki, Raito-kun ada di luar dan ingin bertemu!” sela Mogi-san.
”Baiklah, persilakan dia masuk!”

Sisa waktu 18. 35. 14

Raito memasuki kamar hotel itu dan mendapatkan suasana mencekam yang penuh ketegangan menyelimutinya.
”Haha.. ada apa ini? Kenapa semuanya diam? Sepertinya kalian sedang berbicara sesuatu sebelum aku datang dan aku mengganggunya, ya?” ujarnya cukup santai untuk orang yang sisa hidupnya tinggal delapan belas jam lagi.
Aizawa mengepalkan tangan dan menguatkan diri untuk melangkah maju. ”Raito-kun, maaf, tapi saya harus menggeledah anda untuk memastikan anda tidak membawa benda berbahaya termasuk alat tulis dalam bentuk apapun.”
”Tunggu dulu. Ada apa, hei!”
”Tolong rentangkan kedua tangan dan kaki anda!” perintah Mogi-san dengan tegas. Matsuda memejamkan mata dan tampak gemetar. Dia tidak percaya. Aizawa-san selesai menggeledah dan menyita alat tulis yang biasa dibawa Yagami Raito.
”Itu cuma pena, Aizawa-san. Kau akan menyitanya?”
Aizawa-san menelengkan kepalanya pada Raito dan berkata misterius, “Pena pun bisa membunuh, Raito-kun.”
“Ayah, ada apa ini? Ryuzaki! ini semua rencanamu, ya? Kau masih mencurigaiku sebagai Kira? Kau pikir aku mempunyai Deathnote yang lain?” saat itu L yang sedang duduk di kursi putar dengan gayanya, memutar kursi dan berkata, ”Katakan padaku, Kira, apakah kau bisa membaca namaku sekarang?”

Lawliet L****

Jelas sekali, sisi lain Yagami Raito tersenyum kejam di dalam sana.

”Namamu? Apa maksudmu?” Raito menatap ke sekeliling seolah berusaha mencari inspirasi dan pemahaman. Dia menatap ayahnya, Matsuda, Mogi-san, Aizawa-san dan Rem.
”Oh! Ryuzaki, jadi kau berpikir aku mempunyai kemampuan seperti Kira kedua yang mengetahui nama seseorang dari wajahnya, begitu? Sekarang, katakan padaku, jika kau mengira aku Kira, mengapa aku memerlukan kemampuan itu sekarang dan tidak memanfaatkannya dari dulu?”
L bangkit dari kursinya, berjalan mengelilingi Yagami Raito dan tiba-tiba memasangkan borgol panjang di tangan kiri Yagami dan di tangan kanannya sendiri.
”Karena kau baru saja mendapatkan Ikigami!” jawab L. Raito tiba-tiba meninju Ryuzaki.
”Kalau kau tahu, haruskah kau mengatakannya di depan ayahku!?” teriaknya marah.
”Raito! Ryuzaki tidak memberitahuku. Aku tahu sendiri.”
“Dengan petunjuknya, tentu!” sahut Raito sarkatis. Ryuzaki yang terjengkang jatuh tiba-tiba melompat dan menendang wajah Raito.
”Satu dibalas satu”
”Hei, kalian, sudah hentikan!” Aizawa yang berbicara.

Sisa waktu  16. 25. 47

”Ini menggelikan!” ujar Raito sambil mengangkat tangannya yang terborgol. ”Ryuzaki, biar kutebak—Kau berpikir aku sebagai Kira yang menerima Ikigami akan merelakan apa saja untuk mempunyai kemampuan seperti Kira kedua untuk mendatangi dan membunuhmu. Kau tidak bisa menolak kedatanganku karena jika kau menolak, aku akan membunuh penjahat-penjahat di luar sana atau siapa saja dengan Deathnote yang lain. Tapi penjahat-penjahat itu terus berguguran sejak aku datang sampai sekarang—”
”Ya, tapi frekuensinya telah berkurang. Rupanya kau cukup cepat juga dalam menulis, ya?” sela Ryuzaki.
”Dan kau tidak bisa mengurungku di suatu tempat karena bagaimana pun aku penerima Ikigami dan berhak bebas di hari terakhirnya. Kau tidak yakin seratus persen bahwa aku Kira. Jika kau yakin, kau pasti sudah mengikat kedua tangan dan kakiku serta menutup mataku seperti yang kau lakukan pada Misa. Tapi apa yang kau lakukan sekarang ini sama saja dengan mengurungku! Apa kau pikir sebagai orang yang dingin, aku tidak mau mengucapkan salam perpisahan pada Ibuku dan Sayu?”
”Jika ingin mengucapkan salam perpisahan, kau bisa menelepon mereka. Kau bisa saja menelepon nomor lain atau yang mengangkat adalah orang lain dan hanya perlu meneriakkan namaku sehingga kaki tanganmu bisa membunuhku. Itu memang mustahil karena Kira tidak akan menyerahkan sembarang Deathnote pada orang lain. Tapi sebagai penerima Ikigami, aku tidak bisa menghalangimu untuk mengucapkan salam perpisahan pada keluargamu. Aku akan mengambil resiko itu.”
Yagami-san, Matsuda, Aizawa dan Mogi mendengarkan debat mereka dalam keadaan yang canggung.
”Ah, lupakan! Kalau aku menelepon mereka, mereka tentu ingin bertemu denganku. Ayah, tolong bilang pada Ibu dan Sayu kalau aku tidak bermaksud pergi diam-diam. Hanya saja Ryuzaki menghalangiku.”
”....”
”....”
”....”
”....”
”Light-kun, kau pandai bersandiwara. Kau tahu kalau sejak dulu aku mencurigaimu sebagai Kira dan kau tentu sudah menduga bahwa aku akan melakukan ini jika kau datang ke sini tidak peduli besok kau akan mati. Jika sudah tahu, mengapa kau tetap datang?”
Raito tersenyum. ”Aku memang ingin menghabiskan sisa terakhir hidupku untuk menangkap Kira. Karena itu, aku tidak berkeberatan diborgol seperti ini. Hanya saja sebagai orang yang diakui sebagai teman pertamamu, aku sedikit kecewa karena kau tidak mempercayaiku di saat terakhir hidupku.”
”Ah, Light-kun! Sejak kapan kau suka melodramatis begitu? Kira atau bukan, kau tetap temanku. Kira dapat mengendalikan tingkah laku korbannya selama 23 hari setelah namanya ditulis dalam Deathnote. Jika tidak ada penjahat yang meninggal pada hari ke 24, itu sudah cukup membuktikan bahwa kau adalah Kira. Aku sudah menerangkan hal ini pada Yagami-san dan yang lain.”
”Dan jika ada yang mati?” tanya Raito.
”Berarti kau bukan Kira. Sesederhana itu.” jawab Ryuzaki.
”Dan bagaimana perasaanmu saat itu jika mengenang kembali hari ini?”
L tersenyum. ”Ikigami memang hebat! Kau benar-benar suka mendramatisir suasana, sekarang! Aku sendiri pun tidak berani memikirkan hal itu karena selama 23 hari berikutnya atau kalau boleh kukatakan, selama sisa hidupmu.... aku tidak boleh bernapas lega walaupun kau terborgol, karena kau akan mengambil kesempatan sekecil apa pun untuk menuliskan namaku. Bisa jadi kau sudah atau akan menuliskan namaku dan sedang tertawa dalam hati sekarang, karena tahu aku akan segera menyusulmu.”
”Ooohh... dan karena itu kau sengaja membiarkan pena itu tergeletak di meja begitu saja? Kau sudah memperingatkanku agar tidak menyentuh alat tulis dalam bentuk apa pun seperti spidol, lipstik, tip-ex atau apapun. Jika aku menyentuhnya, kau, ayah, Aizawa, Matsuda, dan Mogi-san akan berasumsi aku akan membunuhmu sehingga salah satu dari mereka akan menghentikanku? Sarung pistol mereka tidak terkancing dan salah satu dari mereka akan menembak sebelum aku sempat menulis, kan? Sepertinya kau sungguh tidak sabar menunggu temanmu mati, Ryuzaki.”
”Teman bisa digantikan tapi nyawaku cuman satu, Raito-kun!”
”KALIAN HENTIKAN! Raito, jika kau mengambil alat tulis dalam bentuk apa pun, ayah sendiri yang akan menembakmu!”
”....” (Raito)
”....” (Ryuzaki)
”Aku tahu ini menyedihkan untukmu tapi ayah percaya kau bukan Kira! Jika Kira membunuh pada hari ke-24 nama baikmu akan bersih dan kau tidak akan penasaran di alam sana.”
”Ayah!” seru Raito
”Ya, ayah tahu harapan ini sungguh bodoh! Tapi ayah berharap Kira akan membunuh pada hari ke-24 sebelum ayah mengabdikan sisa hidup ayah untuk mengejar dan menangkapnya!”

00. 00. 05
00. 00. 04
00. 00. 03
00. 00. 02
00. 00. 01
00. 00. 00

Yagami Raito meninggal dalam keadaan terantai di samping Ryuzaki tepat pada pukul dua belas siang sesuai yang diperkirakan Ikigami. Kematian dan pengorbanannya untuk memelihara UU Kemakmuran Negara agar masyarakat lebih menghargai nilai-nilai kehidupan mendapatkan simpati dari masyarakat. Sejam sebelum kematiannya, Raito tidak banyak bicara dan bahkan mengacuhkan permintaan terakhir dari ayahnya. Konon, L menutup mata Yagami dan untuk pertama kalinya mengakui Raito sebagai dirinya sendiri, ”Kira atau bukan, setelah urusanku selesai dengannya, aku akan menghancurkan UU tersebut!”
Tapi tiga hari kemudian, L dikejutkan dengan kedatangan shinigami bernama Ryuku yang memberitahunya bahwa dia adalah pemilik Deathnote berikutnya. Ryuku membawa surat dan pesan dari Raito.

   L kau benar! Aku adalah Kira. Sejak mendapatkan Ikigami, aku bertanya-tanya apakah kau akan membunuhku jika aku mulai membunuhi orang-orang tidak bersalah? Aku rasa jawabannya adalah, ya. (Tentu saja aku sedikit curiga kalau Ikigami itu palsu dan bahwa semua ini hanyalah permainanmu). Walaupun tidak mempunyai bukti jika aku adalah Kira, kau akan membunuhku walaupun itu berarti kau kalah. Tapi jika aku mulai membunuhi orang-orang yang tidak bersalah, aku sudah kalah dulu darimu sebelum kau kalah dariku. Tidak, aku tidak bisa melakukan itu. Deathnote bukanlah permainan. Sejak awal, aku tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan pribadiku. Aku menggunakannya untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan damai—tidak ada bedanya dengan UU Kemakmuran Negara dan Ikigami. Aku menggunakannya untuk membunuh orang-orang yang pantas mati dan membawa kehancuran bagi masyarakat. Beberapa dari orang yang kubunuh terdapat penerima Ikigami yang melakukan kejahatan di hari terakhir hidupnya. Deathnote seperti Ikigami dapat menjadi kartu kehidupan atau kematian bagi pemiliknya. Luar biasanya, aku mendapatkan kedua kemewahan ini dalam rentang waktu hidupku yang singkat. Jika kau berpikir Deathnote hanya membawa kehancuran bagi dunia ini, maka hancurkanlah bersamaan dengan UU tersebut. O, ya, aku lupa mengatakan bahwa Deathnote dapat dirusak, dibakar, atau dihancurkan dengan cara apa pun tanpa perlu takut dengan konsekuensi kematian atasnya. Tidak, tidak, aku tidak berbohong dan menjebakmu agar kau mati. Kau masih tidak percaya? Kalau begitu simpan sajalah Deathnote itu di tempat yang sangat rahasia atau dijaga ketat.
  Atau pergunakanlah. Jika kau percaya padaku dan memilih untuk membakar Deathnote itu maka camkanlah hal ini — saat ini terdapat empat buah Deathnote di dunia ini. Satu milik Ryuku, satu milik Rem, satu yang sedang kau pegang dan satu yang disimpan oleh tim penangkap Kira palsu. Tapi untuk masa yang akan datang, kita tidak pernah tahu berapa banyak Deathnote yang akan jatuh ke Bumi dan berapa banyak shinigami yang datang. Jika salah satu dari Deathnote itu terjatuh di tangan yang salah, maka kau akan tahu apa akibatnya. Tidak ada cara lain melawan penjahat yang menggunakan Deathnote dengan Deathnote itu sendiri. Jadi, menurutku, jika kau tidak ingin menggunakannya sekarang, simpanlah sendiri sampai saat itu tiba—.
   Satu hal lagi, jika kau mengganggap aku sebagai temanmu, tolong pergunakanlah Deathnote satu kali saja pada hari ke 24 setelah aku mati. Bunuhlah seorang penjahat sehingga ayahku dapat lega mengetahui kalau aku bukan Kira. Ryuku tidak mau diajak kerja sama soal ini. Satu-satunya yang menjadi kecemasanku selama ini adalah bukan ketakutan untuk membunuh ayahku sendiri jika terpaksa tapi jika kedokku terbongkar dan ayah serta keluargaku mengetahui bahwa aku adalah Kira. Sekali lagi, aku tidak menjebakmu mengenai peraturan 13 hari bahwa harus menggunakan Deathnote semenjak penggunaannya yang pertama, adalah bohong.
   Dan terakhir, persaingan di antara kita, akulah pemenangnya L. Kalau kau berkeberatan, kau bisa menanyakan pada Ryuku mengenai alasannya. Tapi jika kau tidak terima maka anggap saja seri.

Your enemy
Kira

   Ryuku menjelaskan bahwa Raito sudah menyisipkan beberapa potongan Deathnote ke dalam kulitnya kalau-kalau dia mendapatkan kesempatan untuk menuliskan nama L. Dia tidak mengambil resiko itu karena akan menghancurkan hati ayahnya yang akan mengetahui bahwa dia adalah Kira. L menjadi pemilik Deathnote berikutnya karena L adalah orang pertama yang menyentuh lembaran kertas yang disisipkan di kulit Raito. Ryuku dan Raito melakukan pertukaran mata. Mengenai motifnya, Ryuku tidak tahu karena untuk apa melakukan pertukaran mata jika kau tidak mau atau bisa membunuh korbanmu? Ryuku berasumsi bahwa Raito melakukan itu karena dia tidak puas mati sebelum mengetahui nama asli L. Seharusnya Raito meninggal sebelum perkiraan Ikigami—tepat ½ dari sisa umurnya setelah melakukan transaksi mata. Tapi ada satu hal yang dilakukan Raito agar kematiannya tepat seperti perkiraan Ikigami. Itu adalah menuliskan namanya sendiri beserta waktu kematiannya di dalam Deathnote. Raito merancang waktu kematiannya dengan memperhitungkan waktu kematian Ikigami dan ½ sisa hidup yang terbuang dari transaksi mata. Sampai kematiannya pun Kira tidak pernah berhenti bereksperimen.
   Deathnote, bagaimanapun berasal dari dunia shinigami sedangkan kapsul Ikigami hanya memiliki kekuatan manusia jadi Deathnote dapat membantu memperpanjang hidup manusia selama 23 hari ke depan andaikata manusia itu terlanjur meminum racun apapun seperti sianida yang akan membunuhnya dalam hitungan menit atau bahkan detik.
   Inilah yang disebut kartu kehidupan bagi Raito dan kartu kematian untuk L. Inilah alasan Kira berkata bahwa dia adalah pemenangnya. Jika mau membunuh L, dia dapat terus hidup melewati jam 12 siang dan berujar dengan tenang, ”Tampaknya Ikigami itu salah orang” atau semacamnya. L yang kebingungan tidak mempunyai pilihan lain jika Raito memintanya untuk membebaskannya. Dan setelah lepas dari pengawasan, Raito dapat dengan mudah membunuh L walaupun 23 hari lagi dia akan mati dan ayahnya tetap tidak dapat menghilangkan seratus persen kecurigaan bahwa anaknya adalah Kira.
***

0 comments:

Posting Komentar